Lanjut ke konten
Market Insights Tren Ketenagakerjaan dan Gaji Tips HR Adaptasi Perekrutan Karyawan di Masa Transisi Pasca-pandemi
Tips HR Adaptasi Perekrutan Karyawan di Masa Transisi Pasca-pandemi

Tips HR Adaptasi Perekrutan Karyawan di Masa Transisi Pasca-pandemi

Ketika jabatan, gedung kantor, dan hal bergengsi lainnya dikesampingkan, Anda akan melihat bahwa di balik sebuah bisnis yang baik terdapat organisasi yang baik pula. Hal ini bisa terjadi berkat adanya tim yang berdedikasi di dalamnya, mulai dari staf di lapangan hingga CEO. Karena itulah, cara merekrut karyawan yang tepat berperan sangat penting untuk membangun organisasi yang baik. Meski demikian, dalam satu setengah tahun belakangan, dunia perekrutan kembali mengalami salah satu masa transisi tersulit setelah sekian lama. Artikel ini akan membahas tantangan-tantangan yang ada dan cara beradaptasi yang dilakukan oleh pemimpin industri untuk menanganinya.

Perubahan sistem rekrutmen di masa pandemi: Kelebihan dan kekurangannya

Salah satu masalah terbesar yang dialami perekrut di masa transisi ini terletak pada proses orientasi (onboarding) karyawan baru. Pentingnya mengenal rekan kerja secara personal, membangun relasi, dan memberikan dukungan untuk membantu karyawan beradaptasi adalah beberapa hal yang menjadi perhatian utama di tengah sistem yang serba digital. Jika dirangkum, inilah tantangan yang dihadapi saat ini:

  1. Onboarding karyawan baru (terutama saat kerja remote) - Mengajak karyawan baru mengenal lingkungan kantor dan memperkenalkan dengan rekan kerja mereka adalah bagian penting di hari pertama kerja.

  2. Membangun pertemanan dengan rekan kerja - Kita pasti pernah menghabiskan banyak waktu bersama dengan tim untuk mengerjakan suatu proyek, dan tanpa disadari kita sudah membangun pertemanan.

  3. Kurangnya interaksi langsung - Teknologi memang memudahkan kita dalam banyak hal, namun tidak bisa pula disebut sebagai sarana yang ideal ketika bicara soal membangun hubungan dari awal dan berkomunikasi secara interpersonal.

  4. Mengubah pola pikir perekrut dan para manajer - Pikiran bahwa “saya harus bertemu kandidatnya dulu sebelum memberi penawaran” masih sulit untuk diubah.

Meski demikian, muncul titik terang di tengah waktu yang menantang ini. Situasi pandemi mendatangkan kesempatan untuk salah satu perubahan terbesar di dunia perekrutan. Di webinar terbaru SEEK Asia yang bekerja sama dengan Human Resources Online, kami berbincang dengan para pemimpin di bidang HR yang berhasil menemukan kejelasan di tengah krisis ini.

“Para perekrut kami mulai terbiasa mencoba berbagai cara dan melakukan eksperimen, seperti menggunakan video marketing untuk menarik kandidat. Mereka fleksibel dalam memanfaatkan teknologi dan mencoba cara-cara baru,” tutur Chua Chai Ping, Direktur HR, Experian.

Clay Johnson, Head of Human Resources, Asia Pacific, SWIFT, menambahkan: “Kabar baik lainnya, para kandidat di wilayah regional juga sudah beradaptasi sesuai perkembangan di industri masing-masing.” Momen adaptasi ini telah menyumbang tren baru di dunia rekrutmen, seperti orientasi virtual, festival karier virtual, dan proses yang berbasis digital (paperless). Bagi perusahaan yang sudah berfokus secara online bahkan sebelum pandemi, ini adalah kesempatan untuk mengembangkan ekosistem digital yang lebih lancar.

1. Menangani tantangan pasar

Lewis Ng, Chief Operating Officer, Asia dari SEEK, menekankan: “Karena situasi saat ini, kandidat menjadi lebih ragu-ragu dari biasanya dalam mempertimbangkan kesempatan baru. Mereka mengutamakan keamanan dan kestabilan dibanding pindah kantor atau lokasi kerja. Perubahan ini mempengaruhi market dan menjadi perhatian juga.” Ditambah lagi, di ranah spesialis muncul ekspektasi gaji yang dinilai “tidak realistis” dengan adanya supply dan demand yang tidak cocok. Hal ini membuat posisi pemberi kerja semakin rumit.

Johnson dari SWIFT membawa solusi: “Sebagai perusahaan, kita perlu mengamati perilaku market lain dalam membayar karyawan, terutama untuk posisi spesialis. Namun, pada akhirnya, Anda harus melihat proporsi nilai yang tepat bagi karyawan Anda, ketimbang hanya berkeinginan untuk bersaing dalam memberikan gaji.” Contohnya, di SWIFT, karyawan memiliki kontrol terhadap karier mereka sendiri. Mereka juga diuntungkan dengan kultur perusahaan yang saling terbuka, kolaboratif, saling menghormati, dan mengedepankan keberagaman dan inklusivitas. Karena itu, gagasan utamanya adalah memberikan kandidat pemahaman keseluruhan tentang kultur kerja di SWIFT.

“Ini adalah tentang memahami prioritas masing-masing kandidat dan kemampuan untuk menyampaikannya dalam proses rekrutmen,” kata Johnson. “Jika perusahaan membicarakan dan menerapkan konsep berinvestasi dalam individu, maka biasanya uang bukan menjadi faktor yang paling penting.”

2. Menangani tantangan internal

Dengan proses tes dan penilaian yang dilakukan secara online, Chua dari Experian membahas tentang tantangan baru yang tidak biasa di tengah pandemi. “Belakangan ini, kandidat bisa membayar jasa yang membantu melafalkan jawaban untuk mereka ketika wawancara. Jadi, sebagai pemimpin, penting bagi kita untuk memberi perjanjian yang memastikan bahwa kita sedang berbicara dengan kandidat yang bersangkutan.”

Melihat SWIFT merekrut banyak karyawan untuk ranah teknis, Johnson menggunakan penilaian online yang memastikan seluruh kandidat terseleksi dengan bijak. “Kami mewajibkan para manajer rekrutmen untuk mengikuti pelatihan tentang bias personal untuk memastikan bahwa pada saat wawancara mereka berfokus pada pengetahuan dan keterampilan para kandidat, bukan hal lainnya.” Proses rekrutmen ini dilengkapi dengan survei pengalaman kandidat untuk mendapatkan masukan dan memungkinkan pemberi kerja untuk menyiapkan proses rekrutmen sebaik mungkin.

3. Menangani tantangan regional 

Dengan ditutupnya batas antarnegara, banyak perekrut yang melakukan rekrutmen lintas negara untuk merekrut kandidat yang tidak dipertimbangkan sebelumnya. Namun demikian, peluang kandidat ini juga datang dengan tantangan terkait lokasi dan peraturan perundang-undangan. Lewis dari SEEK menekankan ketika melakukan rekrutmen ini, penting bagi perusahaan untuk mendapatkan bantuan spesialis terkait legalitas seperti perihal asuransi dan gaji. Selain itu, pemimpin perusahaan harus memikirkan cara untuk membangun hubungan dengan karyawan global.

“Anda perlu merancang peraturan dan sistem kerja dengan mempertimbangkan zona waktu berbeda, perbedaan budaya, rentang gaji lokal, dan konversi mata uang. Tidak ada jawaban pasti untuk hal itu, karena hal ini tergantung dari pedoman perusahaan Anda. Singkatnya, perekrut harus memperkirakan tawaran bukan berdasarkan standar gaji negara asal perusahaan Anda, namun berdasarkan market di negara kandidat tersebut.”

Prioritas rekrutmen pasca-pandemi

Jika melihat ke belakang, apakah sebetulnya para ahli akan melakukan hal berbeda dalam proses rekrutmen kandidat? Jawabannya tidak pasti.

Dengan spesialisasi yang dimiliki SEEK dalam memahami kebutuhan perekrut dan kandidat di Asia, Lewis menyarankan pemimpin perusahaan untuk fokus menyediakan akses ke keterampilan (skill set) dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kandidat secara keseluruhan. Selain memberikan kontribusi secara luas, langkah ini bisa memberikan citra baik terhadap cara perusahaan mengorganisir karyawannya.

Sebagai pemimpin perusahaan, ini adalah waktu yang tepat untuk melihat kembali nilai saing dari perusahaan Anda: Apakah Anda menyediakan apa yang dicari kandidat ketika menjalani bisnis saat pandemi seperti keamanan, stabilitas, dan kesempatan mengembangkan diri? Di samping itu, sudah saatnya Anda memiliki fasilitas rekrutmen jarak jauh. Ini bukan hanya untuk mempermudah proses rekrutmen secara internal, namun juga memberi pengalaman berarti bagi kandidat.

Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner Karier, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karier. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.

Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.

Tentang SEEK Asia SEEK Asia, gabungan dari dua merek ternama Jobstreet dan jobsDB, adalah portal lowongan pekerjaan terkemuka dan destinasi pilihan untuk pencari dan pemberi kerja di Asia. Kehadiran SEEK Asia menjangkau 7 negara yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. SEEK Asia adalah bagian dari SEEK Limited Company terdaftar di Bursa Efek Australia, portal lowongan pekerjaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. SEEK Asia dikunjungi lebih dari 400 juta kali dalam setahun.

Tentang SEEK Limited SEEK adalah grup perusahaan yang beragam, dengan portofolio yang kuat yang mencakup usaha lowongan pekerjaan daring , pendidikan, komersial dan relawan. SEEK hadir secara global (termasuk di Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, Asia Tenggara, Brazil dan Meksiko), yang menjangkau lebih dari 2,9 miliar orang dan sekitar 27 persen PDB global. SEEK memberikan kontribusi positif kepada orang-orang dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Bursa Efek Australia, yang menempatkannya sebagai 100 perusahaan teratas dan telah diperingkat sebagai 20 Perusahaan Paling Inovatif oleh Forbes.

Berlangganan Wawasan Pasar

Dapatkan pesan dari para pakar Wawasan Pasar langsung ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.