Lanjut ke konten
Market Insights Tren ketenagakerjaan SEEK Akankah Rekrutmen Melalui VR Mengubah Sistem Perekrutan HR?
Akankah Rekrutmen Melalui VR Mengubah Sistem Perekrutan HR?

Akankah Rekrutmen Melalui VR Mengubah Sistem Perekrutan HR?

Teknologi terus merevolusi kehidupan kita sehari-hari, bagaimana cara kita bekerja, bahkan bagaimana cara kita merekrut pegawai. Di bidang sumber daya manusia, merupakan suatu hal yang logis untuk terus-menerus menggali ide-ide baru untuk merebut hati para top kandidat di pasar kerja yang kompetitif. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Forbes, talent war menyebabkan lebih banyak perusahaan mengadopsi salah satu tren perekrutan terbaru di 2017; yaitu dengan memanfaatkan kekuatan virtual reality (VR).

asian-ceo-suit-using-virtual-reality-headset-boardroom_1098-17753

Apa itu Virtual Reality (VR)?

Ketika  berbicara tentang VR, umumnya orang mengaitkannya dengan industri game. Menurut definisi, VR adalah "sebuah simulasi buatan yang dihasilkan komputer atau rekreasi dari lingkungan atau situasi dalam kehidupan nyata." VR pada dasarnya menggabungkan elemen-elemen dari dunia nyata dan dunia yang dihasilkan komputer, membuat pengguna merasa seakan-akan mereka sedang mengalami skenario yang nyata dengan menstimulasi penglihatan dan pendengaran mereka melalui suatu perangkat.

VR biasanya mengharuskan pengguna untuk memakai sebuah headset yang dilengkapi dengan teknologi tersebut. Sebagai contoh, Oculus milik Facebook adalah salah satu headset VR paling populer di pasaran saat ini dan memiliki teknologi yang memungkinkan pengguna untuk mengalami apa saja, di mana saja melalui kekuatan VR.

Secara umum, VR dapat digunakan untuk bekerja dan bermain. VR biasanya meningkatkan pengalaman bermain pengguna atau menciptakan pengalaman yang luar biasa riil saat menonton pertunjukan live theatre atau film 3D melalui VR. Lebih penting lagi, VR digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar dan pelatihan di tempat kerja seperti live-streaming sebuah operasi bedah VR atau untuk membantu melatih para tentara di suatu lingkungan yang membutuhkan biaya tinggi dan berbahaya apabila dilakukan dalam kehidupan tentara yang nyata.

 

loa-bottombanner-728x90ev-article-and-edm-banner

 

Bagaimana VR dapat diterapkan pada perekrutan HR?

VR adalah alat yang dapat digunakan untuk menyaring kandidat dalam proses rekrutmen HR. Apabila dibandingkan dengan sesi wawancara serempak melalui video atau telepon konvensional, perekrut dapat menggunakan teknologi rekrutmen VR untuk menilai para kandidat dengan lebih baik, terutama untuk posisi-posisi yang sifatnya teknis. Metode ini memungkinkan perekrut untuk menguji keterampilan teknis para kandidat mereka secara efektif dari jarak jauh, memampukan mereka untuk merekrut kandidat secara global, serta memperluas jangkauan mereka dalam pencarian kandidat.

VR juga efektif dalam memberikan kandidat pengalaman 'nyata' akan bagaimana rasanya bekerja di perusahaan dimana mereka melamar. VR dapat menciptakan preview yang realistis dengan adanya 'tur' perusahaan dan rutinitas sehari-hari di tempat kerja. Hal ini memberikan gambaran yang baik bagi para kandidat, menyaring mereka yang tidak sepenuhnya tertarik dan memungkinkan HR untuk menyeleksi dengan mudah kandidat yang mempunyai kecocokan dengan budaya kerja perusahaan.

Beberapa perusahaan sudah mulai menggunakan VR dalam proses rekrutmen mereka. Salah satunya adalah General Electric (GE), sebuah perusahaan konglomerat multinasional Amerika Serikat. Untuk menarik para kandidat muda, GE menggunakan VR di pameran kariernya di mana para siswa dapat menggunakan headset untuk mendapat pengalaman mengendarai salah satu lokomotif GE yang baru dan ngebut melalui padang rumput Colorado. Dalam simulasi lain, siswa dapat mengalami bagaimana rasanya menjelajahi mesin pemulihan minyak dan gas bawah laut milik GE.

 

Mampukah tren ini berkembang di Asia?

Beberapa perusahaan yang sensitif terhadap biaya mungkin pada mulanya akan ragu untuk mengadopsi teknologi ini dalam strategi rekrutmen mereka karena penerapannya yang cukup kompleks dan memakan biaya tinggi. Namun, masa depan rekrutmen pegawai tidak diragukan lagi akan melibatkan VR dan dengan meningkatnya generasi muda yang memasuki dunia kerja, teknologi modern akan memainkan peran penting dalam menarik para kandidat tersebut sehingga secara alami memengaruhi perusahaan untuk mengadopsi teknologi tersebut.

Faktanya, beberapa perusahaan di Asia sudah mulai menerapkan teknologi ini dalam strategi rekrutmen mereka. Sebagai contoh, tim dari salah satu perusahaan media iklan terbesar di dunia, GroupM Asia Pacific, yang berbasis di Singapura, telah memperkenalkan elemen VR untuk merekrut lulusan baru tahun ini. Ini merupakan upaya pertama GroupM dalam menggunakan VR sebagai bagian dari proses penerimaan pegawai barunya dan ide tersebut masih tergolong baru di wilayah Asia Pasifik. Feedback yang mereka terima dari para siswa sejauh ini positif dan strategi mereka efektif karena dapat dengan mudah disebarkan di media sosial di seluruh wilayah tersebut.

 

Kesimpulan

Ada kemungkinan yang tak terbatas dalam menggabungkan VR ke dalam proses rekrutmen dan mentransformasi metode perekrutan tradisional. Bagi para pengusaha dan perekrut, hal ini merupakan sebuah reminder bahwa dengan meningkatnya jumlah kandidat muda dan perubahan konstan yang akan dibawa teknologi ke dalam kehidupan kita sehari-hari, sebuah tren yang nampaknya seperti kemungkinan yang masih jauh mungkin sebenarnya lebih dekat dari bayangan kita - akan jauh lebih baik jika kita siap untuk menghadapi era baru VR ini.

loa-bottombanner-728x90ev-article-and-edm-banner

Berlangganan Wawasan Pasar

Dapatkan pesan dari para pakar Wawasan Pasar langsung ke kotak masuk Anda.
Anda dapat berhenti berlangganan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan' Anda setuju dengan Pernyataan Privasi SEEK kami