Lanjut ke konten
Market Insights Tren Ketenagakerjaan dan Gaji 7 Tips Mendukung Kesehatan Mental Karyawan ketika Kembali WFO
7 Tips Mendukung Kesehatan Mental Karyawan ketika Kembali WFO

7 Tips Mendukung Kesehatan Mental Karyawan ketika Kembali WFO

Dampak dari pandemi COVID-19, tidak hanya ditemukan pada kesehatan fisik, tetapi juga terhadap kesehatan mental masyarakat Indonesia, juga dunia. Perubahan keadaan yang secara tiba-tiba ini memaksa setiap orang untuk beradaptasi pada ketidakpastian yang dapat memicu kecemasan. 

Hal ini terjadi pada sistem kerja yang berlaku di Indonesia selama pandemi yang sebelumnya kerja dari kantor atau Work from Office (WFO), kemudian melalui perubahan untuk melakukan pekerjaan secara daring dari rumah yang biasa disebut dengan Work from Home (WFH). Pada masa transisi ke tatanan normal yang baru atau New Normal, banyak dilaporkan peningkatan stres akibat rasa tertekan dari isolasi yang dilakukan di rumah untuk menekan angka penyebaran COVID-19. 

Setelah hampir 2 tahun lamanya melawan ‘badai’ pandemi COVID-19, jumlah kasus aktif di Tanah Air sudah menurun drastis dan bisa dibilang lebih stabil. Dengan hal ini, pemerintah Indonesia akhirnya melonggarkan peraturan new normal dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adanya PPKM membuat beberapa sektor kerja kembali meminta para karyawannya untuk bekerja dari kantor atau Work from Office (WFO) dan memicu tantangan bagi kesehatan mental sebagian besar orang. 

Belum banyak riset ilmiah yang mendukung pernyataan berikut, namun telah banyak pekerja melaporkan bahwa mereka merasa cemas untuk kembali bekerja ke kantor. Hal tersebut sangat wajar, karena setelah perubahan drastis dalam menghadapi pandemi, kini kita diharuskan kembali beradaptasi lagi untuk WFO seperti sebelumnya. Sementara, kesehatan mental diperlukan untuk menjaga imunitas tubuh dan juga mempengaruhi produktivitas dalam bekerja. 

Dengan ini, maka yang terdampak bukan hanya orang itu sendiri, melainkan juga perusahaan Anda. Karyawan adalah salah satu aset yang menjadi penggerak utama kemajuan perusahaan. Penting bagi Anda untuk menjaga karyawan tetap sehat secara fisik dan mental agar dapat berkontribusi pada perusahaan secara maksimal. Maka dari itu, menjaga kesehatan mental karyawan adalah hal yang perlu dilakukan dalam masa transisi ini. Simak cara berikut agar dapat membuat lingkungan kerja yang baik bagi kesehatan mental karyawan Anda selama kembali kerja di kantor atau WFO.

Karyawan Cemas untuk Kembali Kerja dari Kantor

Bagi sebagian karyawan, kecemasan yang datang dipicu oleh keharusan beradaptasi ke hal-hal baru atau kembali melakukan aktivitas yang sudah lama mereka tidak lakukan. Salah satu contohnya adalah kembali bekerja di lingkungan kantor setelah hampir 2 tahun bekerja dari rumah. Selain itu, karyawan juga perlu menyesuaikan diri lagi dengan perjalan dari tempat tinggal ke kantor, dan secara tidak langsung harus siap berhadapan dengan kontak fisik. Dengan latar new normal, kekhawatiran ini mungkin dipicu juga oleh perspektif bahwa kita dapat mengontrol perilaku sendiri untuk menjaga protokol kesehatan ketika kembali ke kantor, tetapi kita tidak dapat mengontrol perilaku orang lain yang mungkin tidak taat pada ketentuan tersebut. 

Terlebih, adanya kekhawatiran mengenai virus COVID-19 itu sendiri. Penyebaran virus ini sangat mungkin terjadi di kantor dan berakibat ancaman bagi kesehatan dan keselamatan mereka. Maka, semakin meningkatlah kecemasan mereka untuk kembali kerja di kantor. Jika seperti ini, Anda sebagai representatif dari perusahaan perlu mengenali dan memahami tanda kecemasan dari karyawan. Hal ini sangat berguna demi upaya menjaga kesehatan mental karyawan Anda dari kecemasan akan kembalinya bekerja di kantor. 

Ketahui Tanda Kecemasan pada Karyawan Anda

Kesehatan mental karyawan Anda akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan keseluruhan performa perusahaan. Anda perlu mengetahui indikator yang berpotensi meningkatkan kecemasan atau tanda-tanda dari karyawan Anda yang sedang mengalami kecemasan di kantor. Mulai dari tim pimpinan senior sampai tim HR, manajemen dan staf perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan satu sama lain.

Mengidentifikasi tanda-tanda kecemasan pada karyawan memang kadang seperti sedang berada di area yang berisi ranjau, begitu vital dan sensitif sehingga perlu kehati-hatian dalam memilih langkah untuk mengatasinya. Salah satu indikator utama yang terlihat jika karyawan Anda kesulitan dalam menghadapi perubahan rutinitas ini adalah merasa gelisah, tidak tenang, sering menyendiri, atau merasa kelelahan. Perubahan perilaku yang tidak biasa juga dapat menjadi salah satu tanda, contohnya seorang karyawan tiba-tiba mengalami peningkatan atau penurunan produktivitas yang drastis.

Selain itu, kecemasan juga dapat muncul melalui gejala fisik. Anda perlu memperhatikan jika ada karyawan yang sering izin sakit bersamaan dengan tanda-tanda berkurangnya komunikasi, menjauh dari lingkungan sosial kantor, dan memperlihatkan gejala serangan panik. Bisa jadi itu merupakan tanda kecemasan yang dirasakan karyawan Anda. Jika Anda sebagai perwakilan perusahaan dapat mengetahui lebih dulu tanda-tandanya, maka Anda bisa mencegah kecemasan berlarut dan semakin parah. Sebagai tindakan preventif, lingkungan yang senantiasa mendukung kesehatan mental karyawan sangat diperlukan.

Tips Mendukung Kesehatan Mental Karyawan selama WFO

Lingkungan kerja yang menunjang kesehatan mental karyawan merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh perusahaan. Pasalnya, jika kesehatan terganggu, baik secara fisik maupun mental, maka perusahaan pun akan dirugikan karena SDM berkurang secara kuantitas maupun kualitas. Perusahaan perlu membuat sebuah ruang yang aman untuk karyawan berkeluh kesah akan kekhawatirannya. Meskipun begitu, perlu dimaklumi bahwa sekadar berbicara pun bisa jadi menakutkan bagi karyawan karena merasa tidak aman untuk membuka diri dan membicarakan kekhawatirannya. Jangan sampai upaya ini berujung membuat karyawan semakin cemas, pastikan Anda mempertimbangkan aspek psikologisnya.

Secara bersamaan, perusahaan harus berkomitmen memastikan kesejahteraan karyawan menjadi prioritas utama saat kembali ke kantor, termasuk kesehatan mental. Berikut tips yang dapat Anda implementasikan di perusahaan Anda untuk mendukung kesehatan mental karyawan selama WFO:

  • Selalu Informatif pada Karyawan

    • Pastikan tidak ada informasi yang bernada ambigu dan/atau memancing kesalahpahaman terkait rencana kembalinya kerja di kantor. Ini meliputi aturan waktu, dan protokol WFO. Jika ada perubahan, selalu berikan informasi yang terbaru pada karyawan sesegera mungkin. Dengan begitu, maka karyawan akan merasa lebih tenang karena informasi dan aturan jelas yang berlaku.

  • Memberikan Contoh yang Sesuai dengan Aturan

    • Perusahaan perlu memberikan contoh yang benar akan aturan baru WFO. Pastikan para pimpinan tidak luput dan selalu mematuhi aturan dalam kembali bekerja di kantor selama pandemi. Karyawan akan mengikuti apa yang dilakukan pimpinannya, jika pimpinannya juga melakukan hal yang serupa. Sebaliknya, karyawan akan mengabaikan peraturan jika pimpinannya sendiri tidak mematuhi aturan di kantor.

  • Lakukan Komunikasi Dua Arah

    • Komunikasi yang dilakukan secara dua arah tentu akan jauh lebih efektif. Mungkin Anda memiliki pertimbangan untuk meminta karyawan kembali bekerja di kantor, namun Anda juga perlu mendengar pendapat karyawannya mengenai hal itu. Anda dapat menyediakan ruang yang aman bagi karyawan untuk menyampaikan kekhawatiran dan ketakutan mereka tentang rencana WFO. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat survei anonim, atau sesi konseling personal dari HR, bahkan bisa bekerja sama dengan aplikasi konseling untuk kesehatan mental karyawan.

  • Bersikap Fleksibel dan Adil

    • Anda perlu memastikan bahwa karyawan merasa didengarkan dengan baik. Ini berarti kekhawatiran serta ketakutan yang dimiliki karyawan saat kembali bekerja ditanggapi dengan baik pula. Setelahnya, Anda dapat menyesuaikan rencana dan kebijakan untuk masing-masing karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang aman dan karyawan merasa terlindungi.

  • Menyediakan Pelatihan Kesehatan Mental untuk Manajemen

    • Berikan pelatihan tentang bagaimana mengidentifikasi dan menanggapi masalah kesehatan mental untuk semua kepala tim, manajer, dan petinggi perusahaan. Jajaran manajemen perlu mengetahui pertolongan pertama menghadapi kecemasan timnya terkait sistem kerja di kantor saat pandemi. Salah satu contohnya seperti meditasi mengatur napas untuk menenangkan diri. Pelatihan tersebut juga akan berguna untuk diri mereka sendiri agar dapat meregulasi perasaannya dengan baik.

  • Membuat Jadwal Pengecekan Reguler untuk Setiap Karyawan

    • Perusahaan perlu benar-benar memperhatikan setiap karyawan, bukan hanya sekedar basa-basi bertanya kabar ketika ada pertemuan. Tim HR dapat membuat satu sesi reguler setiap bulannya untuk mengecek keadaan mental seluruh karyawan. Dengan begitu, situasi akan lebih terkontrol dan Anda dapat mencegah permasalahan kesehatan mental karyawan semakin besar. Berikut contoh pertanyaan yang dapat digunakan dalam pengecekan karyawan secara reguler:

    • “Halo X, bagaimana sejauh ini selama kembali bekerja di kantor? Apa ada kendala yang dikhawatirkan?”

  • Arahkan Karyawan Menggunakan Layanan Kesehatan Mental dari Perusahaan

    • Jika ada kendala yang dicemaskan beberapa karyawan Anda, pastikan mereka sudah mengetahui dukungan layanan kesehatan mental dari perusahaan. Anda dapat mengarahkan seluruh karyawan untuk menggunakan layanan tersebut jika dirasa ada kekhawatiran mengenai lingkungan pekerjaan.

Demikian kiat menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi kesehatan mental karyawan Anda selama kembali WFO. Lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental karyawannya juga akan berdampak baik bagi pengembangan karyawan. Ini karena kesehatan mental sangat mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan dalam bekerja. 

Dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan tim, Anda dapat menggunakan fitur Laws of Attraction di JobStreet yang akan memudahkan Anda untuk bertemu dengan kandidat yang memiliki keinginan untuk berkembang. Meskipun begitu, perkembangan perusahaan tidak hanya bergantung pada talent terbaik, melainkan talent yang tepat. Gunakan layanan Talent Search untuk terhubung langsung dengan talent yang tepat dengan memanfaatkan database talent terbesar di Asia Tenggara! 

Di JobStreet kami selalu berupaya mengantarkan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Sebagai Partner Karier, kami berkomitmen membantu pencari kerja menemukan passion dan tujuan dalam setiap langkah karier. Sebagai Partner Talent nomor 1 di Asia, kami menghubungkan perusahaan dengan kandidat tepat yang dapat memberikan dampak positif dan berkualitas kepada perusahaan.

Temukan pekerjaan yang bernilai untuk Anda. Kunjungi JobStreet hari ini.

Tentang SEEK Asia

SEEK Asia, gabungan dari dua merek ternama Jobstreet dan jobsDB, adalah portal lowongan pekerjaan terkemuka dan destinasi pilihan untuk pencari dan pemberi kerja di Asia. Kehadiran SEEK Asia menjangkau 7 negara yaitu Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam. SEEK Asia adalah bagian dari SEEK Limited Company terdaftar di Bursa Efek Australia, portal lowongan pekerjaan terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. SEEK Asia dikunjungi lebih dari 400 juta kali dalam setahun.

Tentang SEEK Limited

SEEK adalah grup perusahaan yang beragam, dengan portofolio yang kuat yang mencakup usaha lowongan pekerjaan daring , pendidikan, komersial dan relawan. SEEK hadir secara global (termasuk di Australia, Selandia Baru, Cina, Hong Kong, Asia Tenggara, Brazil dan Meksiko), yang menjangkau lebih dari 2,9 miliar orang dan sekitar 27 persen PDB global. SEEK memberikan kontribusi positif kepada orang-orang dalam skala global. SEEK terdaftar dalam Bursa Efek Australia, yang menempatkannya sebagai 100 perusahaan teratas dan telah diperingkat sebagai 20 Perusahaan Paling Inovatif oleh Forbes.

Berlangganan Wawasan Pasar

Dapatkan pesan dari para pakar Wawasan Pasar langsung ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.