Lanjut ke konten
Market Insights Wawasan tenaga kerja 3 Alasan Mengapa Akhir Pekan Seharusnya Tidak Dipakai Bekerja
3 Alasan Mengapa Akhir Pekan Seharusnya Tidak Dipakai Bekerja

3 Alasan Mengapa Akhir Pekan Seharusnya Tidak Dipakai Bekerja

Dalam dunia yang semakin kompetitif, di mana semua perusahaan berjuang untuk mengungguli satu sama lain dan teknologi memegang kendali,  kebijakan kerja setengah hari pada hari Sabtu menjadi hal yang kurang relevan. Era di mana para pegawai bekerja manual selama lebih dari 10 jam sehari, 6 hari seminggu kini hanyalah masa lalu belaka,

Perusahaan mungkin berpendapat bahwa hari kerja tambahan itu penting untuk mampu bersaing dan merupakan hal yang menguntungkan, namun nyatanya, apakah dalam dunia modern saat ini praktik tersebut masih relevan untuk tenaga kerja masa depan?

Kami menjabarkan 3 alasan mengapa perusahaan harus menghilangkan sistem kerja 6 hari seminggu.

 

1) Meningkatkan moral pegawai

Sistem kerja 5 hari seminggu (5-day work week) berawal ketika Henry Ford dari perusahaan produsen kendaraan bermotor Ford Motor Company menerapkan sistem 40 jam kerja, 5 hari seminggu dan membayar upah yang lebih tinggi kepada para pegawai mereka. Ini bukanlah semacam tindakan altruistik, namun lebih merupakan bentuk investasi yang diperhitungkan, yang dilakukan oleh seorang pengusaha yang cerdas untuk mengatasi tingkat pergantian pegawai yang tinggi dan kualitas kerja yang buruk.

Dengan menerapkan sistem 5 hari kerja seminggu dan membayar upah yang lebih tinggi, Henry Ford memastikan bahwa para pekerjanya memiliki kualitas hidup yang jauh lebih tinggi. Hal ini sangat meningkatkan moral tenaga kerjanya, menarik minat para pekerja terampil dari pesaingnya dan secara signifikan mengurangi pergantian karyawan yang pada akhirnya mengurangi biaya produksi secara signifikan.

Walaupun mendapat kritikan pedas dari para ahli di bidangnya serta Wall Street, pertaruhan Ford tidaklah sia-sia karena perusahaannya berhasil membanjiri pasar dengan mobil-mobil terjangkau yang meningkatkan pangsa pasar perusahaan dari 9,4% pada tahun 1908 menjadi 48% pada tahun 1914.

Teladan Henry Ford dapat diterapkan pada dunia modern saat ini. Pegawai yang bekerja selama 5 hari seminggu dapat meluangkan waktu untuk mengejar aktivitas lain yang lebih positif seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, berolahraga atau beristirahat dan bersantai. Dampak jangka panjangnya, pegawai menjadi lebih sehat dan bahagia, sehingga mengurangi pergantian karyawan serta masalah kedisiplinan dan ketidakhadiran.

Semua hal diatas memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi karyawan, yang kemudian mengurangi biaya untuk mempekerjakan kembali karyawan dan mengurangi waktu henti produksi akibat ketidakhadiran.

2) Menarik dan mempertahankan para kandidat unggulan

Sebagai pemberi kerja sekaligus pemilik, memang menggoda untuk bekerja terus menerus selama 6 hari untuk meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan keuntungan. Namun, dalam masa di mana semakin banyak generasi milenial yang bergabung dalam angkatan kerja, perusahaan dengan jam kerja yang kaku akan kesulitan untuk menarik dan mempertahankan para kandidat unggulan.

Hal ini disebabkan tingginya prioritas yang diberikan oleh generasi milenial pada isu-isu seperti work-life balance dan fleksibilitas perusahaan. Memaksa karyawan Anda untuk bekerja, bahkan untuk setengah hari pun, pada hari Sabtu sudah pasti akan membuat enggan para kandidat unggulan untuk bergabung dan memastikan bahwa para pegawai eksisting akan terus mencari tempat kerja yang lebih memperhatikan aspek work-life balance.

Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa menawarkan gaji yang lebih tinggi dan membayar tunjangan tambahan kepada para pegawai akan memungkinkan perusahaan bersaing untuk mendapatkan kandidat terbaik. Untuk jangka pendek, hal ini mungkin terjadi karena kandidat tertarik dengan gaji lebih tinggi yang ditawarkan. Namun, untuk jangka panjang, mereka dapat tergoda oleh perusahaan lain yang menawarkan gaji serupa dengan benefit tambahan yaitu jam kerja yang lebih fleksibel.

Sederhananya, sebuah perusahaan akan kesulitan untuk mempertahankan pegawai di lingkungan yang sudah sangat kompetitif. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja cenderung akan meroket karena perusahaan terpaksa menawarkan gaji yang lebih tinggi hanya untuk mempertahankan pegawai eksisting mereka.

 

loa-bottombanner-728x90ev-article-and-edm-banner

 

3) Bekerja dengan lebih efisien

Menurut sebuah studi, rata-rata pegawai hanya produktif selama 3 jam sehari dengan sisa waktu dihabiskan untuk memeriksa pesan teks, istirahat dan berselancar di internet. Hal ini didukung oleh riset yang menunjukkan bahwa bekerja lebih dari 8 jam tanpa henti bersifat kontra-produktif.

Dalam era di mana sebagian besar perusahaan global telah mengadopsi kebijakan waktu kerja 5 hari seminggu, menghabiskan hari tambahan bekerja pada hari Sabtu mungkin tidak bermanfaat sama sekali bagi produktivitas. Salah satu alasan di balik ini adalah karena sebagian besar mitra bisnis dan perbankan kemungkinan besar tutup pada akhir pekan, sehingga menyulitkan Anda untuk menyelesaikan pekerjaan. Melengkapi alasan pertama, hari Sabtu juga dianggap sebagai 'hari santai' di mana staf dapat bekerja dengan lebih santai dan tidak se-produktif hari kerja biasanya. Ini berarti bahwa perusahaan harus membayar lebih untuk tingkat produktivitas yang rendah.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan trading lokal yang berbasis di Malaysia mewajibkan semua pegawainya untuk bekerja sampai pukul 4 sore pada hari Sabtu untuk mendukung operasi pengiriman. Namun, dalam industri di mana staf yang bekerja pada hari Sabtu adalah pengemudi truk dan staf gudang, kebutuhan akan staf administrasi untuk bekerja pada hari Sabtu tampaknya sangat tidak relevan.

Akibatnya, perusahaan tersebut biasanya menghadapi masalah ketidakhadiran pegawai pada hari Senin dan Sabtu karena mereka ingin menebus akhir pekan yang dipakai untuk bekerja pada hari Sabtu. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memeriksa kembali prioritas mereka ketika memilih untuk bekerja selama 6 hari seminggu. Dengan memberikan 1 hari istirahat tambahan pada para pegawai, produktivitas dan moral akan meningkat, sehingga akan meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan pula.

 

Agar perusahaan tetap relevan dan kompetitif, mereka perlu memastikan bahwa karyawan mereka bahagia dan sehat. Mempekerjakan pegawai 6 hari seminggu tidak memberikan manfaat bagi perusahaan, dan hanya akan meningkatkan pergantian karyawan, ketidakhadiran, dan mengurangi kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

loa-bottombanner-728x90ev-article-and-edm-banner

Berlangganan Wawasan Pasar

Dapatkan pesan dari para pakar Wawasan Pasar langsung ke kotak masuk Anda.
Anda dapat berhenti berlangganan email kapan saja. Dengan mengklik 'berlangganan' Anda setuju dengan Pernyataan Privasi SEEK kami