Lanjut ke konten
Hiring Advice Menarik kandidat Apakah Anda Melakukan 4 Kebiasaan Buruk Berikut dalam Proses Perekrutan?
Apakah Anda Melakukan 4 Kebiasaan Buruk Berikut dalam Proses Perekrutan?

Apakah Anda Melakukan 4 Kebiasaan Buruk Berikut dalam Proses Perekrutan?

Sebagai seorang perekrut, Anda bertanggung jawab untuk memastikan kandidat memiliki pengalaman yang positif. Di era informasi saat ini, kandidat yang tidak puas dapat dengan cepat menyebarkan ketidakpuasan mereka terhadap organisasi Anda.

Penelitian tentang mengapa pengalaman kandidat yang tidak puas berarti hal yang buruk bagi suatu bisnis menyebutkan bahwa 95% orang mengambil tindakan tertentu sebagai akibat dari pengalaman negatif yang mereka alami. Pengalaman buruk para kandidat ini tidak hanya menjadi bencana bagi segala aspek perekrutan yang Anda lakukan tetapi juga dapat merusak bisnis Anda.

Di bawah ini 4 kebiasaan buruk yang mungkin dilakukan para perekrut dan hiring manager.

Tidak ada tindak lanjut (follow up) sebelum dan sesudah wawancara 

Siapapun yang pernah mencari pekerjaan tahu bagaimana berurusan dengan perusahaan yang tidak memberi kabar apapun membuat mereka frustasi. Karena organisasi tersebut menerima ribuan lamaran setiap harinya, tidak mungkin secara logistik untuk berkomunikasi dengan kandidat satu persatu.

Akan tetapi daripada mengabaikan kandidat, akan lebih baik memiliki jawaban otomatis (auto reply) untuk memberitahukan bahwa lamaran mereka telah diterima dan dipelajari.

Melakukan tindak lanjut setelah wawancara merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan pengalaman para kandidat. Ketika menghubungi kandidat yang berhasil diterima, tanyakan bagaimana cara untuk meningkatkan proses perekrutan sekaligus alasan mengapa kandidat tersebut memilih organisasi Anda.

Bagi kandidat yang tidak berhasil, daripada mengirim email penolakan, Anda bisa mempertimbangkan untuk menghubungi kandidat tersebut dan berterima kasih pada mereka secara langsung karena telah meluangkan waktu dan usaha mereka untuk melamar pekerjaan di organisasi Anda. Hal ini tidak hanya akan menunjukkan rasa kedekatan dan profesionalisme saja tetapi juga dapat menumbuhkan citra positif untuk perusahaan.

loa-bottombanner-728x90ev-article-and-edm-banner

Gagal dalam memanfaatkan perkembangan media sosial 

Seiring dengan berjalannya waktu, angkatan kerja yang tersedia akan segera didominasi oleh para Milenial dan Gen Z. Sebagai perekrut, penting untuk memastikan bahwa strategi perekrutan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan angkatan kerja generasi baru ini; sebuah generasi yang tumbuh dengan media sosial dan kebebasan untuk mengakses informasi apapun secara instan.

Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk memperluas keberadaan (presence) media sosial perusahaan yang membuat Anda dapat menjangkau lebih banyak audience terutama yang lebih muda. Sebagaimana halnya di  Facebook dan situs web sosial media lainnya, mereka menyediakan platform canggih bagi perusahaan untuk memperluas keberadaan mereka di media sosial sekaligus meningkatkan brand awareness.

Walaupun media sosial mungkin tidak dianggap oleh beberapa organisasi karena tidak memberikan keuntungan nyata, penelitian yang dilakukan oleh SHRM (Society for Human Resource Management) menunjukkan bahwa perekrutan melalui media sosial naik sampai dengan 84% di kalangan organisasi dan 9% berencana untuk melakukannya.

Gagal bersiap-siap, bersiap-siaplah untuk gagal 

Seringkali seperti kata pepatah, jika Anda gagal bersiap-siap, maka bersiap-siaplah untuk gagal. Sebagai seorang pewawancara, gagal dalam mempersiapkan suatu wawancara dengan seorang kandidat tidak hanya berarti tidak profesional tetapi juga sangat tidak menghargai. Dengan gagal melakukan persiapan matang, seorang perekut secara tidak langsung menyampaikan pesan kepada para kandidat bahwa waktu mereka tidak berharga.

Terlepas dari siapa yang akan diwawancarai, mulai dari manajer sampai dengan staf non-eksekutif, seorang perekrut memiliki tugas untuk memastikan bahwa pewawancara melakukan wawancara yang disiapkan dengan matang. Walaupun pewawancara tersebut mungkin terlalu terbebani dan bekerja terlalu keras dengan begitu banyaknya tugas yang diberikan, meluangkan waktu tambahan untuk mempersiapkan wawancara dapat menentukan keberhasilan merekut kandidat yang baik atau buruk.

Sebagai seorang perekrut, Anda dapat membantu pewawancara dengan mempersiapkan mereka terlebih dahulu sebelum wawancara. Lakukan penelitian yang menyeluruh tentang profil kandidat, mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti pengalaman masa lalu, pendidikan, dan minat. Sediakan informasi tentang para kandidat untuk pewawancara (yang sudah Anda susun) sebelumnya.

Datang terlambat ketika wawancara 

Perekrut yang baik berusaha memastikan agar pewawancara datang tepat waktu dan tidak membuat kandidat menunggu. Walaupun sebagian orang beranggapan bahwa usaha tersebut tidak penting, selalu ingat bahwa datang lebih awal untuk suatu pertemuan merupakan sifat yang dimiliki oleh banyak pemimpin sukses.

Seorang perekrut juga perlu mengingat bahwa kandidat juga sedang mewawancarai/memperhatikan perusahaan dan akan menjadi cerminan yang sangat buruk jika pewawancara tidak siap.

Para perekrut dan hiring manager merupakan cerminan dari perusahaan karena mereka yang menjadi poin interaksi utama dengan kandidat potensial. Meluangkan waktu untuk meningkatkan proses rekrutmen perusahaan Anda dengan signifikan dapat membuat pengalaman para kandidat menjadi lebih baik. Untuk jangka panjang, hal ini dapat membangun citra organisasi Anda sebagai penyedia posisi pekerjaan dan bisnis yang baik.

loa-bottombanner-728x90ev-article-and-edm-banner

Langganan Tips Rekrutmen

Dapatkan pesan dari para pakar Tips Rekrutmen langsung ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.